Minggu, Oktober 17, 2010

SINOPSIS CERPEN

"Robohnya Surau Kami"

RINGKASAN

Di suatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Hanya karena seseorang yang datang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat, surau itu hingga kini masih tegak berdiri. Orang itulah yang merawat dan menjaganya. Kelak orang ini disebut sebagai Garin.

Meskipun orang ini dapat hidup karena sedekah orang lain, tetapi ada yang paling pokok yang membuatnya bisa bertahan, yaitu dia masih mau bekerja sebagai pengasah pisau. Dari pekerjaannya inilah dia dapat mengais rejeki, apakah itu berupa uang, makanan, kue-kue atau rokok.

Kehidupan orang ini agaknya monoton. Dia hanya mengasah pisau, menerima imbalan, membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau dan bekerja hanya untuk keperluannya sendiri. Dia tidak ngotot bekerja karena dia hidup sendiri. Hasil kerjanya tidak untuk orang lain, apalagi untuk anak dan istrinya yang tidak pernah terpikirkan.

Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang-bincang dengan penjaga surau itu. Lalu, keduanya terlibat perbincangan yang mengasyikan. Akan tetapi, sepulangnya Ajo Sidi, penjaga surau itu murung, sedih, dan kesal. Karena dia merasakan, apa yang diceritakan Ajo Sidi itu sebuah ejekan dan sindiran untuk dirinya.
Dia memang tak pernah mengingat anak dan istrinya tetapi dia pun tak memikirkan hidupnya sendiri sebab dia memang tak ingin kaya atau bikin rumah. Segala kehidupannya lahir batin diserahkannya kepada Tuhannya.

Dia tak berusaha mengusahakan orang lain atau membunuh seekor lalat pun. Dia senantiasa bersujud, bersyukur, memuji, dan berdoa kepada Tuhannya. Apakah semua ini yang dikerjakannya semuanya salah dan dibenci Tuhan ? Atau dia ini sama seperti Haji Saleh yang di mata manusia tampak taat tetapi dimata Tuhan dia itu lalai. Akhirnya, kelak ia dimasukkan ke dalam neraka. Penjaga surau itu begitu memikirkan hal ini dengan segala perasaannya. Akhirnya, dia tak kuat memikirkan hal itu. Kemudian dia memilih jalan pintas untuk menjemput kematiannya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau cukur.


Kematiannya sungguh mengejutkan masyarakat di sana. Semua orang berusaha mengurus mayatnya dan menguburnya. Kecuali satu orang saja yang tidak begitu peduli atas kematiannya. Dialah Ajo Sidi, yang pada saat semua orang mengantar jenazah penjaga surau dia tetap pergi bekerja. 

UNSUR INTRINSIK

Ø  Tema
        Tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.

terdapat dalam kalimat ;“Sedari mudaku aku disini, bukan? Tak ku ingat punya istri, punya anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, ku serahkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka….

Ø  Penokohan
                                   Tokoh dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Soleh.
               
                                (a) Tokoh Aku;berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
Terdapat pada kalimat;Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi  tidak membuat bualan tentang kakek ? Dan bualan itukah yang mendurjakan kakek ? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya pada kakek lagi: “Apa ceritanya, kek ?”
 
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya lagi kakek : “Bagaimana katanya,   kek ?”.
 
“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya ceepat-ceepat meninggalkan istriku yang tercengang-cengang. Aku cari AjoSidi ke rumahnya.Tapi aku berjumpa sama istrinya saja.Lalu aku tanya dia.
 
                                (b) Ajo Sidi; adalah orang yang suka membual
                                terdapat dalam kalimat;”….Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. 
Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari.

(c) Kakek adalah; orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain.
                                Kakek berwatak egois terdapat pada kalimat; ;“Sedari mudaku aku disini, bukan? Tak ku ingat punya  istri, punya anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu?
 
                                Wataknya yang mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain adalah karena; Dia bunuh diri karena                   mendengar bualan ajo sidi.
                 
(d) Haji Soleh yaitu; orang yang telah mementingkan diri sendiri.
                                Terdapat dalam kalimat; Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu                            sendiri.Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan                                kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir                                                 selamanya.
Ø  Alur (plot)
               
Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa yang telah berlalu yaitu sebab-sebab kematian kakek Garin. Sedangkan strukturnya berupa bagian awal, tengah, dan akhir. Adapun alur mundurnya mulai muncul di akhir bagian awal dan berakhir di awal bagian akhir.

Ø  Latar
                                Latar Tempat
                                Latar tempat yang ada dalam cerpen ini adalah seperti kota, dekat pasar, di surau, dan sebagainya
Terdapat pada kalimat; “Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis,Tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil kekanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolan ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi

UNSUR EKSTRINSIK

Ø  Konflik
Konflik yang ada adalah konflik batin antara si tokoh dengan Tuhannya dan juga dengan Keluarganya.

Ø  Gaya
Di dalam cerpen ini pengarang benar-benar memanfaatkan kata-kata, dan majas alegori, dan sinisme.

Ø  Nilai Sosial :
Kita harus sailing membantu jika orang lain dalam kesusahan seperti dala cerpen tersebut karena pada hakekatnya kita adalah makhluk sosial.

Ø  • Nilai Moral :
Kita sebagai sesama manusia hendaknya jangan saling mengejek atau menghina orang lain tetapi harus saling menghormati.

Ø  • Nilai Agama :
Kita harus selau malakukan kehendak Allah dan jangan melakukan hal yang dilarang oleh-Nya seperti bunuh diri, mencemooh dan berbohong.

Ø  • Nilai Pendidkan :
Kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi kesulitan tetapi harus selalu berusaha dengan sekuat tenaga dan selalu berdoa.

Ø  • Nilai Adat :
Kita harus menjalankan segala perintah Tuhan dan memegang teguh nilai nilai dalam masyarakat.

0 coment:

About Me